www.dianovaanwar.blogspot.com Iqra….! Bacalah..! Ini adalah bunyi ayat pertama dalam Al-Qur’an; namun apakah membaca hanya dapat didefinisikan dengan sekedar membaca Al-Qur’an atau teks book semata? Membaca fenomena alam atau keadaan lingkungan sekitar akan membuat kita senantiasa bersyukur atas keadaan kita yang lebih baik daripada orang lain atau kita dapat termotivasi dalam menggapai kehidupan yang lebih baik lagi atau juga mendorong kita untuk peduli akan keadaan orang lain. Membaca keadaan dunia luar dalam berbagai kondisinya: peperangan, bencana, dilanda kelaparan atau membaca bagaimana sulitnya mendapatkan mesjid di negara lain yang mayoritas penduduknya tidak beragama Islam bahkan sampai dikejar-kejar untuk dibunuh hanya karena beridentitas seorang Muslim seperti yang terjadi di Myanmar, akan membuat kita bersyukur terlahir sebagai seorang Muslim di negara yang memiliki populasi Muslim terbanyak di muka bumi ini (negara Indonesia) serta mendorong kita untuk lebih giat lagi memakmurkan masjid karena keberadaannya yang bercimbun dan dalam kondisi yang aman untuk beribadah.
Membaca bagaimana luar biasanya alam semesta yang diciptakan oleh Allah Swt. Tumbuh-tumbuhan yang ada di bumi ini beraneka jenis dan rupa, padahal tumbuh dari tanah yang sama. Bunga-bunga beraneka warna,buah-buahan beraneka rasa dan dari satu laut terdapat begitu banyak species hewan laut dan aneka ikan. Begitu luar biasanya Allah Swt…! Subhaanallah….! Ini tentunya melahirkan berbagai penelitian dan berbagai pembudidayaan tanaman. Belum lagi aneka jenis batu, tingginya gunung yang menjulang dan keberadaan luar angkasa. Matahari, bulan, bintang dan segala yang berkaitan dengan alam semesta.
Di Inggris, pemerintahnya menetapkan batas waktu hanya 2 jam bagi anak-anak untuk menonton televisi dan menganjurkan para orangtua dalam membimbing dan mengarahkan anak-anak mereka untuk lebih banyak waktu untuk membaca. Bagaimana dengan keadaan di Indonesia? Tidak dapat dipungkiri adanya situs media jejaring sosial seperti facebook dan twitter sangat menyedot perhatian, termasuk dari kalangan pelajar dan mahasiswa. Motto “Tiada Hari Tanpa Membaca” berganti menjadi tiada hari tanpa face book-an atau twitter-an.Ini sudah tentu mengganggu konsentrasi atau waktu belajar. Akan menjadi lebih bijaksana bila orang tua mengawasi waktu belajar anak-anaknya atau seorang pelajar atau mahasiswa dapat me-manage waktu, kapan waktu belajar dan kapan waktu berfacebook-an/twitter-an, misalnya setiap malam minggu atau di hari-hari libur.
Membaca bukan saja menjadi jendela untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan seseorang, namun lebih daripada itu membuat seorang anak manusia untuk tetap dan senantiasa bersyukur serta dapat diggenggamnya kebahagiaan hidup dunia dan akhirat.Yang terakhir ini akan kita dapati bila kita membaca Al-Qur'an beserta maknanya secara berkesinambungan, sehingga ia menjadi pegangan hidup. Tak heranlah bila ayat pertama dalam Al-Qur’an memerintahkan kita untuk membaca…!